Breaking News
Loading...
Rabu, 09 Oktober 2013

Info Post


ELABORASI NILAI PENDIDIKAN, NILAI EKONOMI DAN NILAI SOSIAL DALAM PERENCANAAN PENDIDIKAN



Pendidikan pada hakikatnya berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, secara hakiki, pembangunan pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya pembangunan manusia yang diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya-upaya pembangunan di bidang pendidikan, pada dasarnya diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia itu sendiri. Karena pendidikan merupakan hak setiap warga negara, di dalamnya terkandung makna bahwa pemberian layanan pendidikan kepada individu, masyarakat, dan warga negara adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Oleh karena itu, manajemen sistem pembangunan pendidikan harus didesain dan dilaksanakan secara terpadu, serta diarahkan pada peningkatan akses pelayanan yang seluas-luasnya bagi warga masyarakat, dengan mengutamakan mutu, efektivitas dan efisiensi.
Pembangunan pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat vital dan fundamental untuk mendukung upaya-upaya pembangunan di bidang lainnya. Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan lainnya, mengingat secara hakiki upaya pembangunan pendidikan adalah membangun potensi manusia yang kelak akan menjadi pelaku pembangunan.
Pembangunan pendidikan itu sendiri perlu direncanakan secara matang supaya tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan tepat sasaran. Proses perencanaan merupakan unsur penting dan strategis sebagai pemandu arah pelaksanaan kegiatan dan merupakan salah satu faktor kunci efektivitas terlaksananya aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan bagi setiap jenjang dan jenis pendidikan pada tingkat nasional maupun lokal.
Pada dasarnya perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan dapat didefinisikan dalam berbagai macam ragam, tergantung perspektif yang digunakan serta latar belakang yang mempengaruhi seseorang untuk mendefinisikannya. Dalam arti seluas-luasnya, perencanaan biasanya dimaknai sebagai proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam perencanaan pendidikan terdapat tiga model pendekatan. Pertama, pendekatan permintaan masyarakat (social demand approach). Dalam pendekatan ini program pendidikan memang dibuat atas dasar permintaan yang ada di dalam masyarakat dan cenderung memperhatikan tuntutan sosial akan pendidikan. Pendekatan ini memakai asumsi bahwa layanan pendidikan merupakan kewajiban pemerintah suatu negara kepada rakyatnya, oleh karena itu misi sosial dalam pelayanannya sangat menonjol, terutama untuk jenjang pendidikan dasar.
Para ahli ekonomi banyak mengkritik pendekatan perencanaan model ini, mereka berpendapat pendekatan ini mengabaikan masalah besarnya sumber alokasi nasional dan juga menganggap bahwa pemerintah telah mengabaikan prinsip efisiensi alokasi sumber daya dan tidak mempersoalkan berapa banyaknya sumber daya yang dialirkan dan dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan sistem pendidikan. Padahal sumber tersebut dapat dipakai dengan baik untuk perkembangan nasional secara keseluruhan terutama dilihat dari sudut investasi ekonomi. Selain itu pendekatan ini mengabaikan sifat dan macam tenaga kerja yang dihasilkan yang diperlukan oleh sektor ekonomi, untuk beberapa lapangan kerja jumlah tenaga kerja yang tersedia begitu melimpah sementara untuk lapangan kerja yang lain tidak tersedia.
Pendekatan kedua adalah pendekatan ketenagakerjaan (man power planning). Pendekatan ini mendesain perencanaan pendidikan dikaitkan dengan pengembangan tenaga manusia melalui pendidikan, guna memenuhi tuntutan kebutuhan sektor perekonomian. Pendekatan ini memprioritaskan perencanaan pendidikan pada peningkatan/pengembangan pendidikan yang lebih tinggi (universitas), karena berhubungan langsung dengan penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh sektor perekonomian. Sementara pendidikan di tingkat dasar kurang diperhatikan karena tidak menyediakan tenaga kerja secara langsung, kalaupun ada hanya tenaga kerja yang berlevel rendah.
Dalam perencanaan ketenagakerjaan ini dilakukan perkiraan-perkiraan terhadap kebutuhan tenaga kerja untuk sektor-sektor perekonomian. Pendekatan ini dapat dilakukan di level nasional, lokal maupun di dalam suatu lingkungan industri. Pada tingkat lokal akan memberikan dampak pada kebijakan dan pengembangan program pengembangan SDM. Pendekatan ini banyak digunakan untuk menentukan jenis dan program pelatihan yang dipersyaratkan bagi tenaga kerja, dan perbandingan manfaat-biaya (cost-benefit) analysis) yang dapat dijadikan alternatif program pelatihan bagi tenaga kerja.
 Pendekatan yang ketiga adalah pendekatan nilai tambah (the rate of return approach). Pada dasarnya pendekatan ini pengembangan lebih lanjut dari pendekatan ketenagakerjaan (man power planning). Pendekatan nilai tambah yang dikaitkan dengan ketenagakerjaan ini merupakan pendekatan yang banyak disukai oleh perencana pendidikan khususnya para ahli ekonomi. Pendekatan ini menitikberatkan pada keseimbangan antara keuntungan dan kerugian. Prinsip untung rugi inilah yang dipakai oleh individu yang rasional kalau memutuskan bagaimana sebaiknya membelanjakan uangnya agar keinginannya tercapai. Ia meneliti alternatif-alternatifnya, menimbang biaya masing-masing alternatif itu dan kepuasan yang menyertainya atau kegunaan yang akan diperolehnya dan kemudian memilih kemungkinan-kemungkinan tertentu sebatas kemampuannya yang paling menguntungkan. Para ahli ekonomi ini mengatakan bahwa perencanaan ekonomi dan pendidikan harus mengikuti cara berpikir yang sama seperti ini apabila menghadapi masalah alokasi dari keseluruhan sumber dana untuk sektor-sektor penting yang berbeda atau didalam menghadapi alokasi dari keseluruhan sumber sistem pendidikan untuk berbagai sub sektornya. Sebagai seorang perencana yang baik dituntut untuk berpikir secara intuitif dalam arti untung rugi ini.
Dalam tataran strategi makro, pendidikan merupakan sebuah investasi sosial jangka panjang dalam mendukung proses pembangunan. Pendidikan adalah driver sekaligus katalisator percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan perlu dikembangkan secara komprehensif, sebagai rencana sistematik dalam menumbuhkembangkan dan memberdayakan sumber daya manusia sekaligus mendukung usaha pembangunan daerah dan pembangunan nasional melalui elabirasi antara nilai pendidikan, niali ekonomi, dan nilai soaial.

 
Sumber :
Philip H. Coombs, 1992, What is Educational Planning?, edisi Indonesia: Apakah Perencanaan Pendidikan itu, Bharata Karya Aksara dan UNESCO, Jakarta
Tilaar & Ace Suryadi, 1993, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya.
Tim penyusun, 2007, Rencana Induk Pembangunan PendidikanProvinsi Jawa Barat, Bapeda Provinsi Jawa Barat.
Next
This is the most recent post.
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar